Kamis, 27 Desember 2012

HINDARI NARKOBA


Hari Gini Masih Ngedrugs ???!! Apa Kata Dunia..!!!

Drugs..Drugs..dan Drugs…tipa kali mendengar kata-kata itu seperti mencium bau neraka saja.
Tiap tahun peningkatan kasus narkoba di negara ini makin meningkat, padahal pembongkaran kasus-kasus besar narkoba sudah gencar di galakkan.Tetapi tetap saja, tiap kali ada survei mengenai pengguna narkoba, jumlahnya selalu meningkat, hmm..sedih mendengarnya.

ngedrugsPengguna narkoba didominasi oleh generasi muda, kebanyakan dari mereka adalah SMA dan mahasiswa.Pertanyaannya “mengapa generasi muda yang mendominasi pemakaian??”
banyak alasan yang selama ini timbul, ada yang karena masalah keluarga yang rumit, tekanan dari temen-temen, ingin coba-coba, ada juga yang stress karena kuliah dan berujung ke drug(narkoba).
Tetapi menurut saya, alasan yang mendasar adalah “tren gaul” yang biasa didengungkan oleh para remaja saat ini.
“kalau gak pake,gak gaul bro…”,nah…ironis kan??
Padahal secara finansial drag memang sangat merugikan, perlu biaya untuk membelinya, setelah ingin sembuh, masih juga memerlukan biaya rehabilitasi.
Apa dibenak mereka tidak ada bayangan untuk masa depan?, apa mereka puas hanya dengan membanggakan kekayaan orang tuanya? atau memang cita-citanya ingin menyicipi bau neraka??

Hmm….awal tahun ini, Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumsel mencatat,70% pengguna narkoba
merupakan golongan pemuda,dengan kisaran usia produktif antara 1525 tahun.
Kepala BNP Sumsel Chozali Hanan mengatakan, “peredaran narkoba di Sumsel semakin mengkhawatirkan, khususnya pada 2009. Sebab, dari 1.088 kasus yang tercatat di Sumsel, sebanyak 70% adalah generasi muda dan terkonsentrasi di Kota Palembang. Lokasi titik kawasan yang peredarannya cukup tinggi, yakni Sukarami, Pelabuhan Boom Baru,serta Kertapati”.
Nah,,sekarang tugak kita nih, untuk menghilangkan “tren gaul” yang salah ini.
Kalau mau gaul,tidak perlu pakai drug kok..kalau memang kurang percaya diri di depan publik, perbanyak pergaulan dengan ikut serta di organisasi ataupun lewat situs pertemanan seperti facebook, friendster, twitter dll.
Banyak jalan kalau kita mau berusaha, intinya dari diri kita sendiri, mau tetap terpuruk dengan budaya gaul yang salah tersebut?? atau bangkit dan memulai hidup baru dengan jiwa yang lebih sehat untuk meraih impian.

Hmm…hidup cuma sekali, jangan sampai kita terpuruk dalam keadaan yang salah, Fikirkann masa depan, orang tua yang sudah merawat kita, mendo’akan kita untuk jadi anak yang berguna. jangan sampai menyia-nyiakan kepercayaan dan kasih sayang mereka, hanya dengan drug dan nikmat yang sementara.
“Mari..perangi drugs dengan “tren Gaul”nya mulai dari diri kita sendiri.”

Turunnya Nilai Moral Anak Bangsa

hmm..setiap melihat berita di TV, jadi miris ya..
kerusuhan, kekerasan, saling ejek dan berahir dengan kata-kata kotor..sepertinya sudah jadi kebiasaan dan mendarah daging di tubuh anak bangsa saat ini.

Uniknya kebanyakan dari pelaku kekerasan dan kerusuhan tersebut adalah orang-orang yang terdidik dan terpelajar..yakni mahasiswa,bahkan sampai ke anggota dewan, khususnya anggota pansus.
Menurut saya,tidak semestinya setiap masalah mesti di hadapi dengan kekerasan dan kerusuhan, sekalipun ingin demo dan berunjuk rasa, bisa juga kan dengan aksi damai.
Kebanyakan malah menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan masyarakat, padahal disetiap aksinya mereka selalu mengatasnamakan aspirasi dari “wong cilik“,.Dengan aksi memblokir jalan, membakar ban, bahkan melempari gedung-gedung pemerintahan dah rumah warga, bukanya itu malah merugikan pemerintah dan “wong cilik”. Tidak jarang dalam aksi mereka juga terjadi bentrokan dengan aparat yang menginginkan aksi mereka berjalan damai, hingga akhirnya timbul pembakaran-pembakaran baik itu fasilitas pemerintah, umum atau bahkan milik masyarakat (harusnya malu mengaku mahasiswa).
Hmm..sungguh ironis memang, seharusnya dengan namanya yang sudah MAHA siswa yang artinya besar, atau tingkatan paling tinggi untuk seorang pelajar, mestinya mereka bisa untuk bersikap lebih baik dalam menyikapi setiap problema yang ada, karena cara pikir mereka jauh lebih logis,lebih baik dari anak - anak bangsa yang lain.
Para pejabat pun demikian, dengan berbagai gelar yang melekat disetiap namanya, dan wakil rakyat indonesia, mestinya bisa bersikap lebih arif dan bijaksana.
Apalagi saat ini, setiap sidang ataupun rapat anggota dewan dapat di pantau langsung oleh publik. Sikap saling cela, dengan bahasa dan nada bicara yang sangat tidak mencerminkan latar belakang pendidikan dan jabatan mereka.
Mungkin sudah saatnya anak bangsa ini berbenah diri, mulai dari diri sendiri, untuk bangsa yang lebih bermoral.
Sikap saling menjatuhkan antar pejabat tinggi dan penguasa politik, kental terasa disetiap aksi-aksi demo dan kerusuhan yang ada,,dengan dalih ketidakpuasan dengan kinerja pemerintah aksi kekerasan dalam unjukrasa seperti di halalkan.
Huh,,Kami bosan dengan tontonan yang seperti itu, yang hanya mempermalukan nama bangsa dimata dunia.

Mestinya pelajaran akidah ahlak tidak cuma di ajarkan di tingkat SMP atu MTs..sepertinya perguruan tinggi juga perlu di terapkan matakuliah seperti itu, agar mahasiswa lebih mengerti ahlak dan budaya bangsa ini sesungguhnya.

Syah-syah saja mengkritik kinerja pemerintah, untuk mengingatkan pemerintah akan tugas-tugasnya, tetapi tanpa budaya kekerasan dan kerusuhan. Ingat,bangsa kita adalah bangsa besar, jangan pernah menilai sesuatu hanya dari satu sisi buruknya saja, sejatinya bangsa ini penuh dengan prestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar